Sejarah Kerajaan Singhasari: Lokasi, Raja, Masa Kejayaan, dan Peninggalannya

Kerajaan Singhasari adalah salah satu kerajaan besar yang pernah ada di Pulau Jawa. Berdiri pada abad ke-13 hingga awal abad ke-14, Singhasari menjadi pusat kekuasaan politik, ekonomi, dan budaya di Nusantara. Kerajaan ini merupakan cikal bakal dari Kerajaan Majapahit, yang kemudian menjadi salah satu imperium terbesar di Asia Tenggara. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang lokasi, raja-raja, masa kejayaan, serta peninggalan Kerajaan Singhasari yang masih relevan hingga saat ini.
Artikel ini ditujukan untuk mahasiswa dan pelajar yang ingin memahami lebih dalam tentang perkembangan peradaban di Indonesia, khususnya melalui peran Kerajaan Singhasari. Dengan mempelajari sejarah ini, kita dapat menemukan nilai-nilai luhur seperti kepemimpinan, toleransi, dan semangat persatuan yang dapat dijadikan inspirasi untuk membangun masa depan bangsa.
Lokasi Kerajaan Singhasari
Kerajaan Singhasari terletak di wilayah timur Pulau Jawa, tepatnya di daerah yang kini termasuk Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Ibu kotanya, Singhasari, berada di sekitar wilayah Kecamatan Singosari saat ini. Letak geografis Singhasari sangat strategis karena berada di dataran tinggi yang subur dengan akses mudah ke pelabuhan-pelabuhan penting seperti Surabaya dan Tuban. Hal ini membuat Singhasari menjadi pusat pertanian dan perdagangan yang ramai.
Selain itu, wilayah Singhasari juga mencakup beberapa daerah penting lainnya, seperti Pasuruan, Probolinggo, dan Lumajang. Kesuburan tanah di wilayah ini mendukung pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik kerajaan.
Raja-Raja Kerajaan Singhasari
Kerajaan Singhasari dipimpin oleh beberapa raja yang memiliki kontribusi besar dalam perkembangan kerajaan. Berikut adalah profil singkat para raja Singhasari:
1. Ken Arok (1222–1227)
Ken Arok adalah pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Singhasari. Ia dikenal sebagai tokoh kontroversial karena perjalanan hidupnya yang penuh intrik dan kekerasan. Ken Arok berhasil merebut kekuasaan dari Tunggul Ametung, adipati Tumapel, melalui tipu daya dan pembunuhan. Setelah menguasai Tumapel, ia mendirikan Kerajaan Singhasari.
Meskipun masa pemerintahannya relatif singkat, Ken Arok berhasil meletakkan fondasi kerajaan yang kuat. Ia juga dikenal karena kebijakan progresifnya dalam memperluas wilayah kekuasaan dan memperkuat sistem administrasi.
2. Anusapati (1227–1248)
Anusapati adalah putra Ken Arok yang naik takhta setelah kematian ayahnya. Namun, pemerintahannya tidak stabil karena banyak pihak yang tidak puas dengan cara Ken Arok merebut kekuasaan. Anusapati sendiri akhirnya tewas dibunuh oleh Tohjaya, anak angkat Ken Arok.
3. Kertanegara (1268–1292)
Kertanegara adalah raja terakhir dan paling terkenal dari Kerajaan Singhasari. Di bawah kepemimpinannya, Singhasari mencapai puncak kejayaan. Kertanegara dikenal sebagai pemimpin visioner yang ambisius. Ia melakukan Ekspedisi Pamalayu, sebuah misi militer yang bertujuan untuk menguasai wilayah Sumatera.
Namun, ambisi Kertanegara juga menjadi penyebab kemunduran Singhasari. Pada tahun 1292, Jayakatwang, adipati Kediri, memberontak dan menghancurkan Singhasari. Kertanegara tewas dalam serangan tersebut, dan Raden Wijaya, menantu Kertanegara, melarikan diri ke Madura. Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit.
Masa Kejayaan Kerajaan Singhasari
Masa kejayaan Kerajaan Singhasari terjadi pada pemerintahan Kertanegara. Beberapa faktor yang mendukung kejayaan ini antara lain:
1. Ekspansi Wilayah
Kertanegara berhasil memperluas wilayah kekuasaan Singhasari hingga mencakup wilayah-wilayah di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sumatera. Ekspedisi Pamalayu adalah salah satu pencapaian terbesarnya, yang bertujuan untuk menjalin hubungan diplomatik dan menguasai jalur perdagangan di Selat Malaka.
2. Perdagangan Maritim
Singhasari memiliki akses langsung ke pelabuhan-pelabuhan penting seperti Surabaya dan Tuban, yang memungkinkan kerajaan ini menjadi pusat perdagangan maritim. Komoditas utama yang diperdagangkan termasuk rempah-rempah, emas, kayu cendana, dan hasil bumi lainnya.
3. Agama dan Budaya
Agama Hindu menjadi agama resmi di Singhasari. Para raja Singhasari sering mengadakan upacara keagamaan dan membangun candi-candi sebagai tempat pemujaan. Salah satu contohnya adalah Candi Jawi, yang dibangun oleh Kertanegara sebagai simbol harmoni antara Hindu dan Buddha.
Peninggalan Kerajaan Singhasari
Meskipun Kerajaan Singhasari telah runtuh, warisannya tetap hidup melalui berbagai peninggalan sejarah. Berikut adalah beberapa peninggalan penting Singhasari:
1. Candi-Candi
Beberapa candi yang dibangun pada masa Singhasari antara lain:
- Candi Singhasari : Terletak di Kecamatan Singosari, candi ini didirikan untuk memuja Ken Arok.
- Candi Jawi : Terletak di lereng Gunung Welirang, candi ini dibangun oleh Kertanegara sebagai simbol sinkretisme Hindu-Buddha.
2. Prasasti-prasasti
Prasasti adalah sumber utama informasi tentang Kerajaan Singhasari. Beberapa prasasti terkenal antara lain:
- Prasasti Kudadu : Menyebutkan nama Kertanegara dan menyebutkan bahwa ia adalah raja yang kuat dan bijaksana.
- Prasasti Mula Malurung : Menggambarkan Ekspedisi Pamalayu yang dilakukan oleh Kertanegara.
3. Seni dan Sastra
Seni dan sastra berkembang pesat di bawah pengaruh Hindu-Buddha. Relief-relief yang ditemukan di candi-candi menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Singhasari. Relief ini sering kali menggambarkan aktivitas pertanian, perdagangan, dan upacara keagamaan.
Kemunduran Kerajaan Singhasari
Kemunduran Kerajaan Singhasari dimulai pada masa pemerintahan Kertanegara. Beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran ini antara lain:
1. Konflik Internal
Ambisi Kertanegara untuk menguasai wilayah Nusantara menyebabkan ketidakpuasan di kalangan keluarga kerajaan dan adipati-adipati daerah. Konflik internal ini melemahkan stabilitas politik dan menyebabkan kekacauan di dalam negeri.
2. Serangan Luar
Pada tahun 1292, Jayakatwang, adipati Kediri, memberontak dan menghancurkan Singhasari. Kertanegara tewas dalam serangan tersebut, dan kerajaan ini akhirnya runtuh.
3. Perubahan Politik
Setelah runtuhnya Singhasari, Raden Wijaya, menantu Kertanegara, mendirikan Kerajaan Majapahit. Meskipun demikian, banyak tradisi dan nilai-nilai Singhasari yang diwariskan kepada Majapahit.
Warisan Kerajaan Singhasari dalam Sejarah Indonesia
Meskipun Kerajaan Singhasari telah runtuh, warisannya tetap hidup dalam sejarah dan budaya Indonesia. Beberapa warisan penting Singhasari antara lain:
1. Pengaruh Hindu-Buddha
Singhasari menjadi salah satu pelopor penyebaran agama Hindu-Buddha di Nusantara. Nilai-nilai keagamaan yang diperkenalkan oleh Singhasari tetap menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Indonesia.
2. Budaya dan Tradisi
Banyak tradisi Jawa Timur yang dipengaruhi oleh Singhasari, seperti seni tari, musik, dan upacara adat. Nilai-nilai toleransi dan persatuan yang diajarkan oleh para raja Singhasari juga masih relevan hingga hari ini.
3. Arsitektur Religius
Bangunan-bangunan seperti candi-candi yang ditemukan di situs-situs arkeologi menjadi inspirasi bagi arsitektur religius di Indonesia. Desainnya yang unik mencerminkan harmoni antara Hindu-Buddha dan budaya lokal.
Kerajaan Singhasari adalah salah satu tonggak sejarah terpenting dalam perjalanan bangsa Indonesia. Sebagai kerajaan Hindu-Buddha besar di Jawa, Singhasari memainkan peran penting dalam perkembangan pertanian, perdagangan, dan budaya di Nusantara. Meskipun kerajaan ini akhirnya runtuh, warisannya tetap hidup dalam bentuk nilai-nilai budaya, tradisi, dan peninggalan sejarah.
Bagi mahasiswa dan pelajar, mempelajari sejarah Singhasari bukan hanya tentang menghafal nama-nama raja atau tanggal penting, tetapi juga tentang memahami bagaimana sebuah bangsa bisa mencapai kejayaan melalui inovasi, diplomasi, dan visi besar. Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat bagi generasi muda untuk terus belajar dari sejarah demi membangun masa depan yang lebih baik.